Fungsi dan makna tari tarian tradisional dari Sumatera Barat Piring-piring Dance adalah tarian tradisional Minangkabau. Sementara fungsinya untuk pidato syukur kepada dewi padi saat panen musik dengan hasil melimpah. media utama yang digunakan untuk tarian ini adalah dengan menggunakan piring. Tarian ini bergerak secara teratur dan cepat dan tidak terlepas dari genggaman mereka.
Secara historis tari piring ini tidak lagi digunakan untuk persembahan para dewa sejak munculnya islam di Minangkabau, namun dalam rangka untuk hiburan oleh Kings atau Princes tanah. Selain tarian pasca panen seremonial juga digunakan untuk acara-acara lainnya. Gerakan Dan Tari Piring Makan.
Properti yang digunakan untuk hidangan ini adalah tarian dengan dua piring yang ditempatkan di atas dua tangan dengan tarian cepat dengan pola gerakan diayun. Dua cincin dan dentingan piring adalah selingan dengan jari menyentuh penari pada saat pelat bawah. Arti dari tarian piring ini adalah memiliki nilai transendental tercermin pada pelaksanaan Ordonansi tari.
Piring disusun ke atas sebagai simbol menunjukkan ke arah Tuhan, di samping itu juga sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan mengatakan. Pada awalnya, hidangan ini adalah ritual Tari ucapan syukur masyarakat setempat kepada dewa setelah mendapatkan panen yang berlimpah. Ritual ini dilakukan dengan membawa persembahan dalam bentuk makanan yang kemudian ditempatkan di piring sementara melangkah gerakan dinamis.
Setelah masuknya Islam ke Minangkabau tradisi Tari Piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan syukur kepada para dewa. Namun, tarian ini digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara keramaian. Di Malaysia, tarian piring disajikan saat pernikahan Pengadilan terutama untuk keluarga adalah, bangsawan dan orang kaya di desa. Tarian ini terlihat di daerah Seremban, Sizeable dan Rembau oleh kelompok-kelompok tertentu. Ada disajikan dengan pakaian lengkap dan pakaian tari tidak lengkap.
Biaya kecil akan dikenakan biaya jika kelompok tari ini ditawarkan untuk mengambil tarian. 10-20 menit dialokasikan untuk persembahan tarian ini. Tari dan silat hidangan disajikan sebelum mempelai laki-laki di luar rumah. Majelis pernikahan atau sesuatu apapun Dewan akan lebih meriah jika diadakan tarian piring. Namun, segelintir masyarakat tidak bisa menerima kehadiran koleksi tarian seperti pikir ada campuran pria dan wanita. Untuk mengatasi masalah itu, koleksi tarian diiringi hanya perempuan saja.
Sekitar 8 (delapan) abad yang lalu, tari piring telah ada di wilayah kehulauan. Tari Piring identik dengan Sumatera Barat. Sampai Kerajaan Sri Vilaya, keberadaannya masih ada bahkan lebih mentradisi. Pada saat masa kejayaan Kerajaan Majapahitlah, abad ke-16, Kerajaan Sri Vijaya dipaksa untuk jatuh. Namun, Tari piring tidak kemudian bergabung lenyap. Bahkan, perkembangan ke Pelat Dance daerah Melayu lainnya sebagai setia pengagum hengkangnya Sri Vijaya. Setiap peradaban pelaku lewat dipaksa setiap konsep perubahan, orientasi nilai dan Dance di piring.